Banyak do’a maupun cerita yang akan ku sampaikan padaNya di subuh indah itu. Cerita lucu, cinta maupun tentang mimpiku tadi malam. “Kenapa Wira masuk di mimpiku yah ? Hahh ! Mungkin karena aku terlalu memikirkannya” Gumamku berupaya untuk berpositive tinking. Setelah sholat aku langsung memutar lagu-lagu dari band kesayanganku ‘VIERRA’. Pertemuan Singkat menjadi lagu pembuka dikala fajar itu. Lagu yang mengharukan dan mampu menyanyat hatiku mengingat semua tentangmu. Tak terasa air mata ini pun menetes. “STOOOPPPP!!! Gak usah mikir cowok gak penting kayak dia!!” Ucapku sambil menahan tangis. Setelah ku tekan tulisan pause pada ponselku, ponselku pun bergetar. Itu telepon dari sobatku Renata.
“Woyy Sist.. Nyok berangkat sekarang ! Cepet mandi. Gosok gigi, dandan yang cantik, jangan lupa pake parfum biar wangi” Ucap Renata bawel dan langsung mengakhiri panggilan teleponnya itu. Aku bingung, tapi aku langsung saja bergegas melaksanakan perintah Renata. 10 menit berlalu dan Renata sudah siap di depan rumahku.
“INKA JELEKK Cepetan !!” Teriaknya seraya membunyikan klakson motornya. Sahabatku Renata memang aneh tapi aku lebih aneh darinya. Jadi, kita berdua aneh. Hahaha :DD Aku sudah siap berbegas dan gowes melaju secepat siputke sekolah dengan motor matic Renata.
“Braaakkkkk!!!!!!” Suara itu terdengar seraya kita sedang berhenti di lampu lalu lintas yang menunjukkan lampu merah. Aku setengah Kaget menoleh ke tempat suara itu berasal. Ku lihat pengendara motor yang seumuran denganku menggunakan helm putoh dan menabrak becak. Aku yang menganggap semua itu lelucon gratis langsung tertawa terbahak-bahak. Renata yang terganggu akan tawaku langsung menjitak kepalaku dan menoleh kebelakang. Dia kaget.
“Itu Wira, goblokk !!” Bentak Renata dan menjitak kepalaku lagi.
“Aduuhhhh…. Hahaha.. masakk sihhh ??? Baru nyadar aku” Ungkapku dengan ketawa lebar selebar kertas dengan linglung.
“Inka o’on banget sihh? Ayo samperin!! Aku langsung mengangguk dan menuruti apa yang di minta oleh Renata karena aku tahu kalau aku di sini sedang numpang di motornya.
“Ehh Wir ..! Kenape lu?” Ucap Renata.
“Gak tau ren..!!” Jwab Wira singkat dengan nada kesakitan. Dan aku di situ tetap diam terpaku melihat keadaan Wira. Sampai dia pinsan.
"dia pura-pura kali.." ungkapku tak percaya.
"liat noh, dia tuh pingsan dodol !!" ungkap Renata menyakinkan. Aku pun memegang urat nadinya. Tak terdengar aktifitas denyut nadinya. Aku pun panik.
"Sayang, aduhh.. Gimana nih..??" ungkapku panik. Wira yang tergelatak lemah di bawah pohon di pinggiran jalanan kota langsung di angkat ke atas becak dan di bawa ke rumah sakit umum terdekat. Aku yang awalnya cuek dan menganggap semua itu hanya kepura-puraan pun menangis karena takut sekali jika wira nanti kenapa-napa. Tapi aku tetap menguatkan hati, pikiran dan tenagaku yang semakin berkurang. Di letakkanlah Wira di atas pangkuanku. Aku terus berteriak-teriak memanggil nama Wira yang tergeletak lemah tanpa gerakan.
"Inka..?" ucap Wira lirih seraya memegang tanganku.
"Iya Wir. Kamu gak apa-apa kan ??" jawabku dengan tersenyum lega karena Wira terlihat baik-baik saja.
***
Seminggu berlalu setelah insiden kecil yang di alami Wira. Dan hari ini adalah hari terakhirnya di rumah sakit. Hari ini jadwal kepulangan Wira dan aku menyambutnya dengan suka cita. Aku bersama sahabat, penghuni kost dan keluarga Wira menyambut kepulangan Wira di kost-kostan kecil yang di tinggali Wira.
"Hahhh.!! Selesai juga. Ver, nanti kakakmu yang jemput ke RS siapa ?" tanyaku kepada Vero adik Wira yang paling bungsu.
"kata mamah sih yang jemput tuh temen kak Wira yang dari lampung sama mamah,ayah juga ka Doni" jawab Vero dengan nada manja.
"siapa temen kakakmu itu ? Cowok tah ?" tanyaku penasaran.
"engga tauk, jor..jor.." ungkap Vero dengan terbata-bata dan aku potong. "Jontor.?? Hahaha"
"bukan kakak.. Kakak ihh!" jawab Vero mrengut.
"yee.. Adek cantik ngambek nih? Hehe udah donk sayang ngambekny, nanti kakak beliin es cream deh kalau ga ngambek lagi. Hahaha" ungkap memberi usul.
"hoye..hoye.!! Iyah kak, Vero engga ngambek kok" ungkap Vero jingkrak-jingkrak. Hahaha dasar anak kecil.
0 komentar:
Posting Komentar